Beranda · Belajar · Kontak · Privacy Policy

Motivasi (Sharing Aja^^)

Bismillahirahmanirahim

Motivasi.
Lagi-lagi, topik ini yang muncul saat Ujian berakhir, UTS atau UAS.
Bukan tentang positifnya, tapi negatifnya.
Banyak sekali teman-teman yang "stok" motivasinya seperti habis, terutama setelah melihat nilai yang acakadul, atau alasan-alasan yang lain.
Pada kayak orang depresi gitu liat nilai.
Kayak bisa ngelihat masa depan suram.
Hahaha... <-- bisa tertawa karena terlalu sering mangalami hal yang sama.

dan banyak orang bilang: IKHLASKAN SAJALAH.....
yeeee...
jelas langsung mikir, emang mudah ngikhlasin..? apalagi ini menyangkut masa depan bro...
hmmm.. nanti kita bahas...

yang lain lagi bilang: SABAR....
iya, ini lagi berusaha sabar..... tapi gak gampang bro....
tetep aja kepikiran....

kalo kata d'masiv lain lagi: SYUKURI APA YANG ADA , HIDUP ADALAH ANUGRAH, TETAP JALANI HIDUP INI MELAKUKAN YANG TERBAIK.....
jadilah, backsound di WMP setiap habis ujian...

Baiklah teman, mari kita bahas...

PICA.
Di banyak perusahaan, saat menghadapai problem, istilah ini sering digunakan.
Problem Indentification and Corrective Action.
Intinya Cari tahu masalahnya kemudian perbaiki.

Problem Indentification.
Dalam kasus kita ini, cari tahu dulu masalahnya apa, inti masalahnya harus diketahui.
Misalnya Stress, stress gara-gara nilai rendah, nilai rendah gara-gara apa..? malas, malas gara-gara apa..? gara-gara gak punya motivasi...? (atau malah sengaja dimalas-malasin? ^^) harus ketahuan dulu.
Kalo gak tahu dimana letak masalahnya, gimana mau diperbaiki, kan?

Sekilas Teori Motivasi Hirarki (tambahan aja)
Kalo ngomong motivasi, jadi ingat teori maslow: manusia punya tingkatan motivasi mulai dari:
  1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
  2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
  3. Kebutuhan Sosial Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
  4. Kebutuhan Penghargaan Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
  5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Menurut maslow, jika anda kehilangan motivasi, tanyakan pada diri anda, di tingkat mana anda berada, dan indentifikasikan pada tingkat itu problem anda apa, itulah yang membuat anda kehilangan motivasi.
Lha, kok jadi belajar Perilaku Organisasi....?
hoho...

Perjalanan belum selesai pada teori orang barat itu saja, mari kita lanjut kawan... tarikkkkkk....!

Corrective Action.
Nah, kalo dah ketauan penyebabnya, sekarang gimana cara memperbaikinya.

IKHLAS.
Apalagi, itu kuncinya memang.
Yang lalu biarlah berlalu.
Biarlah dalam artian, biarlah menjadi bahan instropeksi diri, menuju masa depan gemilang.
Ya. Instropeksi. Sekedar mengartikan ikhlas dengan "rela" saja saya kira tak cukup, perlu ada niat untuk berubah, menjadi lebih baik dengan instropeksi.
dan yakinlah, kuatkan saja hati dan percayalah Al-'Aliyy pasti punya skenario terbaik.
ini intinya ikhlas dengan cara yakinkan hati padaNya. Insya Allah.

sampai disini saja mungkin tentang ikhlas.
Tapi, selanjutnya tentang ilmu ikhlas saya sendiri, jujur, belum paham, belum menguasai.
atau mungkin kalian juga belum?
Mari kita sama-sama belajar ilmu ikhlas. :)



SABAR dan SYUKUR.
Aku seperti sulit memisahkan Syukur dengan Ikhlas
Kalau sekiranya kesabaran dan syukur itu dua kendaraan, aku tak tahu mana yang harus aku kendarai.” (Al Bayan wa At Tabyin III/ 126)
ya, bersyukur dan bersabar bisa diaplikasikan di segala situasi.
Jika mendapat musibah, maka bersabarlah atas cobaan, atau bersyukurlah karena Allah masih peduli padamu...
Jika mendapat limpahan, maka bersabarlah siapa tahu itu adalah ujian, atau bersyukurlah semoga kita tidak menjadi orang-orang yang kufur.
Lalu, motivasinya dimana....?
Ya, aku tak tahu ini nyambung atau ndak...
tapi, jika sedang "drop", maka mengadulah padanya, minta diberikan hati yang lapang biar bisa ikhlas, biar bisa bersyukur dan bersabar, biar mampu "menjalani hidup ini, melakukan yang terbaik, jangan menyerah, Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya, pada hambanya yang sabar, dan tak kenal putus asa - d'masiv"

Oh, ya, hampir lupa, dari seorang teman:
"Daripada berdo'a minta diberi kemudahan, lebih baik berdo'a diberi ketangguhan"
kan, everything that doesn't kill you simply makes you stronger.
Nah.

Objective: Specified, Visualized
Dari orang barat yang lain, kita sadur, "dalam mengerjakan proyek" kata dosen Project Management yang pernah kupelajari "buatlah tujuan proyek secara spesifik (specified objective)"
Ya.
Udah banyak orang-orang sukses bilang, bermimpilah, berangan-anganlah, lalu visualkan mimpi itu.
supaya visualisasi mimpi itu bisa jadi motivasi waktu lagi drop.

Satu lagi, gambaran dari Nabi Muhammad SAW, katanya "Mintalah Firdaus!"
Lalu ia sampaikan:
"Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka Surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas tahta yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah." (Al-Kahfi: 31). 
Lihatlah sobat, do'anya jelas, visualisaninya jelas (ini 'hanya' satu ayat, masih banyak ayat yang menjelaskan gambaran surga.). 
 

kita ambil contoh aja biar mudah, misalnya, ngebet naik haji (goal spesifik), ya pasang poto ka'bah di dinding kamar (visualized), biar bisa dilihat setiap saat, jadi alat charge untuk motivasi yang kendor.
Misalnya keuangan tak terkontrol, lihat tu foto ka'bah lalu berfikir "Kalo boros kayak gini mah, kapan naik hajinya, mari berhemat..!"

Tambahan Saja.
Sedikit sharing, jika boleh....
Kalo aku sedang drop, yang pertama kali aku lakukan adalah, melihat foto keluarga : Ayah, Mama, Bang Long, Ipan, Farly.
lalu aku katakan pada diriku, "Lihat Foto mereka! mereka semua tersenyum! kau mau senyum mereka pudar gara-gara kau..?? Bukankah kau disini untuk mereka, bukankah kau ingin mereka bahagia selamanya, bukankah...??"

kemudian aku melihat ke depan kamar, ke arah gambar ka'bah, kemudian aku berkata kepada diriku:
"kau rindu ? kau mau ke sana...? bersama keluargamu...? jangan  harap bisa, sebelum kau perbaiki kuliahmu itu...! sebelum kau perbaiki sikapmu itu..! sebelum kau kuatkan hatimu..!"

Selanjutnya, lihat ke dalam buku agenda, Agenda Hidup 15 Tahun ke depan. Penuh dengan cita-cita dan harapan.
Dan aku berkata pada diriku:
"Lihat agendamu! kau pikir dengan kuliahmu yang pas-pasan kau bisa penuhi target..? dengan usahamu yang setengah-setengah ini udah cukup untuk semua..? Tidak...! mau tidak mau, Kau butuh usaha lebih..! Kau harus belajar lebih..! Kau harus mati-matian..! lihatlah di tubuhmu, Usahamu sekarang belum cukup...!"

Kalo kamu gimana....? ^^

Semoga bermanfaat.
Wassalam.

RAC
00:39 28-November-2010 Menteng Atas, Jakarta.

Artikel keren lainnya:

Ibrahim, Qurban

Bismillah.
Hari ini, 17 November 2010,
entah sekarang tanggal 10 atau 11 Dzulhijah...
Perbedaan Perayaan Idul Adha tak menjadi halangan kami untuk tetap menyeru namaMU sesemesta...


Pagi itu, 06:00 WIB, mata yang baru berhasil terpejam setelah lewat jam 4 subuh ini harus dibuka kembali. Demi. Demi Ibadah yang cuma ada 2 tahun sekali. Shalat Ied.
2 Rakaat, 7 Takbir rakaat pertama, 5 takbir rakaat ke dua.
Terasa lebih bermakna. Jauh dari keluarga. Jauh dari Orang tua. Terpaksa tubuh yang ringkih menuntut ilmu sepanjang tahun ini beristirahat sejenak, bersujud, me-recharge energi iman, dengan sholat, medengarkan Khutbah, Berkurban.

Bukan. Bukan Kurban yang aku tangkap dari tema khutbah tahun ini. Bukan pula perayaannya. Bukan.
Ada satu yang membuatku iri. Kisah Ibrahim.
Hari ini, Kembali, berkumandang kisah Ibrahim A.S di seantero dunia, bukan kisah biasa, tapi keteladannya yang dikenang, sungguh ia telah menjadi tutur kata yang baik lagi tinggi, seperti yang telah Allah tuliskan di Surah Maryam.

Bagaimana tidak. Perjalanan hidupnya yang keras, ditempa zaman, ditempa usia, jauh. Jauh melebihi cobaan yang kita hadapi sekarang yang mungkin hanya seujung kuku dari perjalanan hidupnya.
Mulai dari perbedaan akidah dengan sang ayah. (Q.S Maryam 41-48)
Pencarian makna ketuhanan.
Penghacuran berhala dengan kapak kecerdasan.
Ujian berumah tangga yang tanpa anak sampai ia dan siti hajar sepuh.
Bahkan, ketika sudah mempunyai anak, Ismail A.S. di usianya yang sudah senja, ia diperintahakan Allah meninggalkan buah hati di padang pasir tandus tanpa perbekalan apapun.
Wah, jika aku menjadi ia, pasti aku sudah protes pada Allah.

Lalu, Setelah sekian tahun berlalu, ia dipertemukan dengan Ismail, anaknya, dan Siti Hajar, istrinya.
Lagi-lagi, belum lama nostalgia itu berlangsung, kembali, ia diperintahkan menyembelih anaknya.

Subhanallah, entah, iman seperti apa yang Ibrahim punya, setelah semua yang ia lalui, harusnya ia sekarang bersenang-senang, menikmati hasil perjuangannya. Ia harus di uji lagi.
Dan yang lebih parah, harus menyembelih anaknya yang baru saja ia bertemu dengannya. Masya Allah.

Maka izinkanlah aku mengutip pembicaraan paling indah antara Ayah dan Anaknya: 
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS 37 : 102)

Maka dikenanglah mereka sampai akhir zaman. Dicatatlah kisah mereka yang abadi dalam Al-Qur'an.
Tertulislah kekokohan iman mereka dalam perkataan yang baik lagi tinggi.
Semua orang patut iri pada Ibrahim.
Marilah, kita belajar pada Ibrahim.

Sering kita merasa taqwa
Tanpa sadar terjebak rasa
Dengan sengaja mencuri-curi
Diam-diam ingkar hati

Pada Allah mengaku cinta

Walau pada kenyataannya
Pada harta, pada dunia
Tunduk seraya menghamba
 
Belajar dari Ibrahim
Belajar taqwa kepada Allah 
Belajar dari Ibrahim
Belajar untuk mencintai Allah

Malu pada Bapak para Anbiya

Patuh dan taat pada Allah semata
Tanpa pernah mengumbar kata-kata
Jalankan perintah tiada banyak bicara 
(SNADA- Belajar dari Ibrahim)





Allahu Akbar. Allahu Akbar.
Taqabbalallahu minna waminkum, Taqabbal yaa kariim.
RAC 

Artikel keren lainnya:

Problemo bukan masalah

Malam itu malam Jum'at. Meskipun besok UTS tapi, tetap saja laptop ini menyala. Internet. Facebook.
Tapi, sementara tangan membolak-balik bahan UTS, mata ini tak bisa mengalihakan pandangan dari status seorang teman:

"sembunyi adalah salah satu bentuk lari dari masalah.."

Menarik ni, minta diangkat jadi tema tulisan kayankya ni. Begitu pikirku. Hoho.

Baiklah. mari kita bahas.
Komentar pertama berbunyi... "So... Jangan lari, caapee tau... Hahahaha"
Terkesan kekanak-kanakan. tapi, bukankah anak-anak itu katanya gak bisa bohong. Mungkin intinya jangan lari dari masalah. gitu.
Komentar kedua menguatkan agrumen pertama... "tapi masalah itu hanya tertunda untuk diselesaikan.. tertumpuk akhirnya saat kembali dari pelarian."
ada penambahan, jangan lari dari masalah karena hanya menunda penyelesaiannua saja, toh kan masalah harusa diselesaikan. Benar juga.
tapi, lihatlah komentar ketiga...."Mungkin mencoba mencari angin segar, kmudian kmbali dgn kesiapan menyelesaikan masalah itu. ;)" Berbeda dengan 2 komentar awal. Semakin menarik.


Dan. jika aku boleh mengomentari status itu, (memang sih gak ada yang melarang, aku hanya malu, hihi), aku akan menulis:
"Bahkan lelaki suci itu pun bersembunyi di Gua Hira... so... jadikan bersembunyi jadi momentum mu'asabah..."


Problemo. Masalah. Problemo.
"kalo gak mau dapat masalah mati aja, cuma orang mati yang gak ada masalah" (bahkan orang mati aja masih banyak masalah di alam kubur.) gitu kata teman SMA ku.
jadi manusia pasti punya masalah lah, hanya bagaiman kita menyikapinya.
Ada yang langsung tabrak. Masalah? Selesaikan segera!
Ada yang lari. Lari dari masalah satu ke masalah lain begitu seterusnya.
Ada yang penuh pertimbangan. Masalah, cermati, pikirkan, selesaikan.

Kalo istilah Management, ada yang namanya. Problem Indentification and Corrective Action.
Mencermati komentar pertama dan kedua, memang benar, masalah harus diselesaikan. tapi bagaimana caranya. Apa maen seruduk, tabrak-tabrak aja, atau perlu pendekatan ?
Nah, kalo komentar ke tiga mantep nih, "Mungkin mencoba mencari angin segar, kmudian kmbali dgn kesiapan menyelesaikan masalah itu. ;)"
Mungkin kata-kata "mencari angin segar" bisa diganti "persiapan" (kurang pas ya? hehe.. habis susah menterjemahkan Problem Indentification and Corrective Action ke bahasa Indonesia.)

Kawanku, bukankah, menunggu dan bersembunyi adalah salah satu strategi jitu perang? Bukankah gerilya adalah strategi perang yang paling ditakuti sekutu? Bukankah di Al-Qur'an kita punya surah khusus yang menceritakan pelarian tujuh orang beriman dan bersembunyi di dalam gua? Bukankah lelaki suci itu juga sering ke gua hira, bersembunyi, sendiri, merenungi? Bukankah? Sudahkah kita mengambil pelajaran?
Kawan, bersembunyi bukan semata lari dari masalah, bersembunyi bukan semata pelarian dari masalah. Justru dengan bersembunyi, kita menyiapkan semua, dan keluar menghadapinya dengan gilang-gemilang, dengan tenang, hasil yang cemerlang.
Satu lagi, mereka yang bersembunyi, bukan berarti pengecut. Ada yang mereka selamatkan, akidah dalam kisah Al-Kahfi.Ada yang mereka coba persiapkan di medan gerilya, strategi.  Ajang instropeksi diri, merenungi, seperti yang Muhammad S.A.W lakukan. Tapi, apakah mereka lari? tidak, mereka  hadapi semua dan atas izin Allah, mereka berhasil.
Selamatkan. Persiapkan. Instropeksi. Hadapi.
Sekali lagi, bersembunyi bukan berarti pengecut!
Indonesia saja bisa merdeka dengan gerilya!


Aku tak tahu memang cara menyelesaikan masalah dengan baik, tapi saranku, contohlah manusia tanpa cela itu.
Terhadap masalah ia bersembunyi, ia bermu'asabah, ia mencermati, ia renungi, ia instropeksi, ia hadapi, dan ia selesaikan!
Tak jarang ia dapat berpikir cepat, seperti ketika penyelesain peletakan Hajar Aswad (aku tentu tak perlu menceritakannya lagi kan?)
Maka contohlah ia. Tau menempatkan posisi dalam masalah, masalah tetap dihadapi, bukan lari. dihadapi dengan pikiran yang jernih dan tenang karena ia cermati, ia renungi, ia instrokpeksi.
Masalah kecepatan, itu bisa dilatih kawan.


Tentang masalah, bukankah "Everything that does'nt kill you simply make you stronger? isn't it?"

Artikel keren lainnya:

Kenikmatan dan yang Menghapusnya Seketika!

Bismillahirahmanirahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 


"Nikmatnya" tulis mereka waktu itu, "Nikmatnya, berserah diri kepadaNya dalam sujud, dalam kesendirian", maka terpampanglah sebuah status pada jejaring sosial ber-tagline biru di malam sunyi itu.

Subhanallah. Di kala setiap orang terlelap dalam buaian, pemilik status itu justru asik berinteraksi dengan Tuhan-nya. Subhanallah. dan kontan saja, terikutlah 5 likes serta 3 comment dibawah status itu.
"Tahajud ya? memang nikmat tahajud di malam sunyi seperti ini". atau "Aku juga sama, luar biasa nikmatnya" atau yang lain"Ngerjain tugas, setalah itu tahajud, boleh juga tuh!"
Subhanallah. Luar biasa sekali teman-teman kita ini. Tahajud. Sesuatu yang sekiranya sudah langka di era globalisasi ini. Subhanallah.

Ya. Tahajud. Perintah Allah jelas sekali untuk hal yang satu ini: 

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzzammil: 1-4) 

"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)" (QS. Al-Furqan: 64)


Belum lagi banyaknya hadist-hadist Nabi Muhammad S.A.W tentang tahajud. Subhanallah. Beruntunglah mereka yang sempat melaksanakan qiyamul lail. Penulis iri se-iri-irinya iri. 

“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlahketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani) 

“Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26)
Ini hanya sebagian kecil saja tentang keutamaan Shalat malam. Subhanallah.

Maka izinkanlah saya membantu mengumpulkan beberapa literatur tentang tips dan trik agar kita (kita, karena penulis juga masih susah banget bangun sepertiga malam) bisa merasakan kenikmatan yang mereka rasakan itu. Mudah-mudahan berguna:
  1. Perhatikan makanan. Makan orang muslim adalah makanan yang Halalan Thoyiban. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan, “Banyak dari makanan yang menghalangi bangun malam dan banyak dari pandangan yang menghalangi untuk membaca surat,” jelasnya. “Makanan yang haram dan pandangan yang haram dapat menjadi sebab sulit untuk bangun malam,” Selain itu tidak terlalu banyak makan dan minum, juga bikin tidur terlalu nyenyak lho.
  2. Keinginan yang kuat. Rasulullah saw bersabda. “Barangsiapa yang akan tidur berniat untuk bangun shalat tahajjud, kemudian ketiduran hingga pagi hari, maka dicatatnya niat itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya itu dianggap sebagai karunia dari Allah yang diberikan padanya.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shah)
  3. Dari yang ringan. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, beliau saw bersabda, “Apabila seseorang di antaramu bangun malam, maka hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.”
  4. Kurangi kegiatan yang mengundang rasa lelah baik fisik maupun psikis.
  5. Sisihkan waktu sebentar di siang hari menjelang shalat dhuhur untuk qailullah (tidur sejenak);
  6. Meminimalisir kegiatan yang mengandung dosa karena ternyata hal itu mengundang kerasnya hati, rasa malas dan memutus rahmat-Nya.
Semoga pelan-pelan, kita menjadi prajurit tengah malam itu. Amin.



Tapi, bolehkah kita sedikit bertanya..? Sedikit saja.
Pentingkah menulis status jejaring sosial seperti pembukaan tulisan ini..?
Bukankah peluang riya' akan lebih besar keluar dari pelupuk hati pelakunya...?
Astaghfirullah.
Bukankah sedikit saja, sedikit saja, terbesit riya' di hati pelakunya, maka apa yang mereka lakukan tak lebih baik daripada mereka yang terlelap tidur. Bahkan mungkin lebih buruk lagi. Astaghfirullah.
Seperti yang penulis lakukan, jika sedikit saja terbersit niat riya' dalam penulisan artikel ini maka gugurlah semua pahala yang menggiurkan itu. Na'uzubillah.
Udah capek-capek beramal, eh, malah gak dapat apa-apa, nihil bro. Jahatnya riya' ini. 

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya,” (QS. Al ma’un : 4–6) 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 264)


Masya ALLAH. Kata Nabi: 

”Maukah kalian aku beritahu tentang apa yang aku takutkan terhadap kalian daripada al masih dajjal?’ kami menjawab,’Tentu wahai Rasiulullah.’ Beliau saw berkata,’Syrik yang tersembunyi, yaitu orang yang melakukan sholat kemudian membaguskan sholatnya tatkala dilihat oleh orang lain,” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

Lagi. Izinkan saya mengutip sebuah kisah dalam hadist. 

Dari Abu Hurairoh bahwa telah berkata seorang penduduk Syam yang bernama Natil kepadanya,”Wahai Syeikh ceritakan kepada kami suatu hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw.’ Abu Hurairoh menjawab,’Baiklah. Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya orang yang pertama kali didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian orang itu ditanya,’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah berperang dijalan-Mu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong, sesungguhnya engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’
Kemudian Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’
Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’
Orang itu menjawab,’Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)
Astaghfirullah.

Maka, izinkan penulis mengkoreksi diri yang masih sangat-sangat berlumuran dosa ini mencari literatur tentang cara menanggulangi Riya' yang menghapuskan amal kita ini. Kali ini izinkan saya mengutip kiat-kiat yang disampaikan Imam Al-Ghozali:
  1. Menghilangkan sebab-sebab riya’, seperti kenikmatan terhadap pujian orang lain, menghindari pahitnya ejekan dan anusias dengan apa-apa yang ada pada manusia, sebagaimana hadits Rasulullah saw dari Abu Musa berkata,”Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan mengatakan,’Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang dengan gagah berani, orang yang berperang karena fantisme dan orang yang berperang karena riya’ maka mana yang termasuk dijalan Allah? Maka beliau saw bersabda,’Siapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah maka dia lah yang berada dijalan Allah.” (HR. Bukhori)
  2. Membiasakan diri untuk menyembunyikan berbagai ibadah yang dilakukannya hingga hatinya merasa nyaman dengan pengamatan Allah swt terhadap berbagai ibadahnya itu.
  3. Berusaha juga untuk melawan berbagai bisikan setan untuk berbuat riya pada saat mengerjakan suatu ibadah.

Tahajud yang pake' Riya' percuma aja jadinya. Capek aja dapatnya. Kasihan.
Luruskan Niat, mari pelan-pelan sucikan hati dari Riya'. Semoga kita bisa.


Terakhir izinkan saya memohon maaf apabila ada celah kesombongan yang terpancar dari tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi bahan koreksi bagi saya terutama dan kita semua. Amin.
Yang Benar datangnya dari ALLAH AL-'ALIYY, yang salah datang dari diri saya sendiri.

Wassalam.
RAC.
Jazzakallahu Khairan.

Sumber:
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-menghilangkan-riya.htm
http://galaksiislam.wordpress.com/2010/01/29/cara-agar-mudah-bangun-malam-untuk-shalat-tahajjud-2/

Artikel keren lainnya: