Beranda · Belajar · Kontak · Privacy Policy

Hukuman

Bismillahirahmanirahim.

Jangan dipikir hukuman hanya berupa azab / musibah yang terpampang nyata menurut kita.

Kecenderungan hati pada ketidakbaikan, mungkin itu musibah
Sulitnya meraih kehusyukan ibadah, mungkin itu musibah
Hilangnya kenikmatan meminta, mungkin itu musibah
Tak bertambahnya kebaikan, mungkin itu musibah
Tenangnya melakukan dosa, mungkin itu musibah
Terlalu mencinta dunia, mungkin itu musibah
Ketidakpekaan hati, mungkin itu musibah
Kerasnya hati, mungkin itu musibah

Banyak azab / musibah atas dosa konsisten yang dilakukan hadir berupa "pembiaran" oleh ALLAH melakukannya, tak mau dirasa, meski biasanya tetap disertai teguran-teguran halus, hingga akhirnya untuk menyadarkan makhluk dengan dosa menumpuk dibutuhkan teguran yang jauh lebih keras.
Allah Maha Pengasih; Maha Penyayang. Bersyukurlah masih diberi kesempatan.

Wallahu'alam.

Artikel keren lainnya:

Menikah.

Bismillahirahmanirahim.

"Ma, Yah, bang Ngah titip do'e ye, tahun depan bangngah insya Allah punye rencane mau nikah, nanti di depan Ka'bah tolong do'ekan bangngah biar dapat yang terbaik dan dimudahkan jalannye same Allah"

"Insya Allah mama do'akan, sudah ada calon?"
"Belum ma, hehe.. Insya Allah, fokus perbaiki diri jak dulu, biar Allah kirim yang terbaik"
"Insya Allah lelaki yang sholeh akan dapat perempuan sholehah. Aamiin"
"Aamiin"

"Iye, Alhamdulillah sudah Ayah do'akan"
"Alhamdulillah, makasih, Yah"

Entah apa perasaan orang tua atas permintaan anak keduanya yang menyatakan diri ingin menikah dan meminta dido'akan.
Yang jelas aku percaya, do'a kedua orang tua, di Masjidil Haram ba'da selesaikan rukun islam ke lima, setulus hati untuk anaknya; melambung langsung ke langit, menembus hijab-hijab, terijabah Sang Pengabul Do'a. Insya Allah.

Sudah sejak lama aku ingin menikah. Hanya sekedar ingin, lalu diucapkan ke beberapa orang sahabat. Tapi hampir tak pernah teraksi menjadi tindakan nyata: persiapan menikah.

Beberapa bulan belakangan, atas hikmah beberapa peristiwa yang menggoyangkan hati, aku terfikir, "Aku memang ingin menikah, tapi sudah siapkah?"
"Apa yang sudah aku siapkan?"
"Apakah aku siap untuk memimpin orang lain sementara diri sendiri compang-camping?"
"Apakah aku sudah bisa mencintai kerena Allah?"

Ah, muasabah cerminkan diri yang hampir tak berpakaian, berbolongan sana sini. Hina. Sadarkan diri untuk mulai menjahit ulang. Kainnya dari iman, benangnya dari ilmu, dirangkai dari pola ketauhidan. Jadikan pakaian taqwa, sebaik-baik pakaian.
Ah, sudah berapa lama waktu tersia lakukan yang tak berguna.

Menyegerakan? Ya! Terburu-buru? Tidak!
Atas euforia pernikahan banyak teman yang membuat dada mengebu. Atau pertanyaan "Kapan?" dari beberapa kerabat. Atau provokasi halus yang berseliweran setiap hari semacam "Antum sudah menikah?" atau "Mau saya carikan calon?" hingga "Udah, tunggu apa lagi?!"

Adalah diri yang rasa-rasanya masih perlu diperbaiki, terpenting adalah minimalisir sampah di dalam kepala, lalu menggantinya dengan kebaikan dan iman; Hingga titik tertentu dimana diri sendiri merasa 'sudah saatnya' pun juga bila sudah direstui orang tua "Ya, kamu sudah layak memimpin keluarga, Nak!".

Insya Allah, tak lama lagi. Ikhtiar tunjukkan kesungguhan pada Sang Pengkarunia, sembari munajat tanpa henti. Insya Allah, do'akan.

Artikel keren lainnya:

Secuil Hikmah Majelis Jejak Nabi : Uswatun Hasanah

Dahulu kita mengagumi mukjizat para Nabi. sekarang ini mari kita takjubi keindahan akhlak RasulNya.

"Sesungguhnya telah ada bagimu pada diri Rasulullah itu Uswatun Hasanah (teladan yang baik), yaitu bagi orang yang mengharap (pertemuan dengan) Allah, dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah"
- Al-Ahzab : 21

Surah ini mengawali hikmah mempelajari Sirah Nabawiyah, yang dibawakan Ust. Salim A Fillah. bahwa dengan mengenal Nabi SAW kita dapat mencontoh perilaku teladan Nabi Muhammad SAW.
Hingga bertambah-tambah saja kecintaan pada Rasul-Nya.

Turunnya Al-Ahzab ayat 21 adalah pada masa-masa perang Khandaq.
Diriwayatkan, kala itu ummat muslim yang berada di madinah tengah berada dalam situasi sulit, dimana mereka akan dikepung oleh pasukan gabungan kaum kafir seluruh Arab.

Singkat cerita atas saran Salman Al-Farisi dibuatlah Khandaq (bahasa persia : parit), di bagian paling terbuka kota Madinah, sebelah utara. Parit selebar 'tak dapat dilompati kuda' dan sedalam 'kuda yang masuk tidak bisa keluar' sepanjang beberapa kilometer digali oleh sekitar 3000 penduduk Madinah.
Bukan sembarang menggali, saat itu situasi extrim: panas, persediaan pangan menipis, waktu yang sempit, kelaparan yang menjadi. Banyak sahabat yang menahan lapar, hingga yang sudah tak kuat mengikatkan sebongkah batu ke perut untuk mengganjal gejolak lapar. Ah, tak dapat terbayang kan kondisi mereka saat itu, kehadiran Sang Nabi di sisi lah yang mungkin menenangkan mereka. Ya, panglima perang, sekaligus pemimpin mereka ikut turun menggali parit, Uswatun Hasanah Nabi SAW.

Hingga penggalian terhenti pada sebongkah batu besar yang sangat keras, tak mampu dipecahkan oleh para sahabat yang telah mencoba. Hingga Nabi Muhammad SAW pun turun tangan.
Sendiri, diangkatnya palu diarahkan pada batu besar itu, saat itu terangkatlah baju Beliau SAW, para sahabat tercekat: dua buah batu terikat di perut Sang Nabi! Artinya Sang Nabi-lah yang saat itu paling lapar di antara mereka!
Ah, Uswatun Hasanah Sang Nabi.

Hingga dipukulkan palu kepada batu sambil berkata:
“Allahu Akbar! Kunci Syam telah diberikan padaku. Demi Allah aku tengah melihat istana-istananya yang berwarna kemerahan”. Hingga muncul percikan api!
Kedua, “Allahu Akbar! Kunci-kunci Persia telah diberikan kepadaku. Demi Allah aku tengah melihat istana-istana kota berwarna putih” Juga timbul percikan api lebih besar.
Sekali lagi, “Allahu Akbar! Kunci-kunci Yaman telah diberikan pula kepadaku. Demi Allah kini aku tengah melihat pintu-pintu kota Shan’a dari tempatku ini!”
Sekejap batu besar jadi berkeping kerikil.
Visionernya Sang Nabi, Uswatun Hasanah.

Jabir bin 'Abdullah yang tak kuasa melihat kondisi Sang Rasul SAW yang ternyata paling kelaparan meminta izin pulang ke rumah dan menemui istrinya.
"Istriku, apakan yang kita punya untuk menjamu Nabi Allah?"
"Hanya segenggam gandum dan seekor anak kambing"
"Maka masak-lah gandum itu menjadi roti" Sementara Jabir menyembelih anak kambing untuk teman roti.
Selesai mempersiapkan, bergegaslah Jabir menemui kesayangannya,
"Ya Rasulallah, aku ada sedikit makanan, marilah ke rumahku"
Maka kata Nabi kepada sahabat-sahabat yang tengah bekerja, "Sahabatku, beristirahatlah! Jabir bin 'Abdullah mengundang kita untuk makan di rumahnya!"
Jabir pucat pasi! makanan yang ia sediakan hanya untuk beberapa orang!

Setiba di rumah Jabir, Nabi menyuruh Jabir dan istrinya duduk dan memperhatikan. Sementara sahabat-sahabat yang lain disuruh mengantri bergiliran masuk untuk Nabi SAW ambilkan roti dan lauk dari bejana.
YA! Beliau SAW mengambilkan satu-persatu untuk para sahabatnya, menjadi pelayan untuk pengikutnya, satu-persatu hingga 3000 orang selesai, barulah beliau mengambilkan untuk tuan rumah: Jabir dan Istrinya, terakhir baru Beliau SAW ambil dan makan untuk Beliau SAW sendiri. Dan saat semua telah selesai, Jabir memeriksa isi bejana: tak berkurang sedikitpun! *bulu kuduk saya merinding mendengarnya

Dahulu kita mengagumi mukjizat Nabi Muhammad SAW ini. sekarang ini mari kita takjubi keindahan akhlak RasulNya.
Tahu kan siapa yang saat itu paling lapar? Tapi terakhir makan?
Tahu kan semua juga bekerja sama beratnya dalam terik?
Tahu kan siapa yang pemimpin? Siapa yang melayani?
Tahu kan siapa yang setelah bekerja tetap melayani pengikutnya SATU-PERSATU hingga tigaribu?

Jika kita, apakah mampu?

Allahumma Shali'ala Muhammad!

Beliau tetap tunjukkan akhlaknya saat tersulit sekalipun. Maka pantaslah label Uswatun Hasanah melekat pada Beliau SAW.
Jika label itu diberikan pada saat mudah, tentu akan banyak penyangkalan. Bila kita saat mudah, bisa saja akting, atau pencitraan, saat mudah pikiran pun lebih tenang dalam bersikap dan bertindak.
Saat sulit? kendalikan emosi saja susahnya minta ampun, tapi Beliau SAW tujukkan teladan abadi, kepemimpinan dan pelayanan serta terpenting Akhlak, disaat paling sulit sekalipun.
Maka,
 ""Sesungguhnya telah ada bagimu pada diri Rasulullah itu Uswatun Hasanah (teladan yang baik)......"

Allahumma Shali'ala Muhammad!

Bertambah saja kecintaan pada Rasul-Nya Muhammad Salallahu'alaihi Wassalam.
Padahal hanya sepenggal saja kisah hidupnya, penuh hikmah dan ketakjuban.

Dahulu kita mengagumi mukjizat para Nabi. sekarang ini mari kita takjubi keindahan akhlak RasulNya.



Secuil hikmah disari dari Kajian Bulanan Majelis Jejak Nabi Pontianak Perdana, Masjid Mujahidin 28 September 2014.
*maafkan atas ketidaksempurnaan catatan dan ingatan. Semoga Allah Ampuni kesalahan

Hadiri juga Majelis Jejak Nabi Pontianak Spesial Muharram,
Tema: KEAJAIBAN HIJRAH MENUJU ALLAH
Insya Allah dilaksanakan pada AHAD, 26 OKTOBER 2014 di MASJID MUJAHIDIN PONTIANAK
Mulai BA'DA ZUHUR
2 PEMBICARA SEKALIGUS:
USTADZ M. FAUZIL ADHIM - bahasan JEJAK IMAN DALAM HIJRAH
USTADZ SALIM A. FILLAH - bahasan SIRAH NABAWIYAH



Nuha,

Artikel keren lainnya:

#JumatBerkah : Bahasa Arab


Jum'at, hari Istimewa.
Hari pengabulan banyak do'a, paling tidak bagi saya.

Beberapa hari sebelumnya, NUHA TOURS yang Allah dan orang tua saya titipkan kepada saya untuk mengelolanya memulai marketing program umroh. Saya diajak untuk beriklan di mingguan Islam baru bertajuk: AFLAHA. terbit setiap jum'at dan sudah terbit tiga edisi. disebar di beberapa masjid dan komunitas di Kota Pontianak.

Sebab dirasa cocok target pasarnya saya menyetujui untuk beriklan di mingguan itu. Maka saya bertemu dengan salah satu pengurusnya: Bang Abdul Qodir Jaelani (sebut saja bang Qodja) di Toko Buku Granada yang beliau kelola.

Janji bertemu pukul 10 pagi, saya berjumpa dengan calon guru-ku itu. Matahari sudah menuju pertengahan. Kami berjumpa dan saya dipersilakan masuk di ruangan yang tersusun barisan sofa agak tua di belakang rak buku jualannya.

Sejenak berkenalan, saling sapa, dan pertanyaan-pertanyaan awal yang beliau ajukan diantaranya, "Umur antum berapa..?"
"Sudah menikah..?"
"Mau cari calon..?"
Oke, baiklah!

Perawakannya biasa, pakaian dan dandanannya rapi, suaranya berwibawa menurutku. Saya pertama kenal ia di jejaring facebook serta membaca beberapa tulisannya. Sekarang ia akan menjadi guruku.


Iya, selain mengurus iklan itu, saya juga mendaftar kursus bahasa arab yang dibimbingnya. Mudah-mudahan belumlah terlambat. Karena di usia setua ini, inilah pertama kali saya belajar bahasa arab. Inysa Allah niatnya biar lebih paham Islam. Fakta bahwa islam datang dengan Bahasa Arab, dan Qur'an serta Sholat pun gunakan bahasa Arab semakin menguatkan niat.

Jika sholat adalah bercakap-cakap dengan Allah, maka selama ini artinya saya tak paham apa yang saya bicarakan dengan Allah. Seperi orang aneh saya pikir: tak mengerti apa yang dibicarakannya sendiri. Astaghfirullah. Pantaslah khusyu adalah sesuatu yang sangat langka bagi saya.
Moga usaha ini mendapat kemudahan dari Allah. Moga belumlah terlambat. Amin.

Selain dapat, media promosi yang targeted, guru, dan niat belajar bahasa Arab; bang Qodja juga menawarkan kerjasama untuk mengadakan tour ke beberapa negara di Asia Tenggara dengan konsep edukatif. Menarik. Dan kabar baiknya beliau pun sudah punya team untuk itu. Alhamdulillah. Rezeki.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sementara nun jauh di sana, sekira 8500-an kilometer jaraknya, Ayah, Mama, dan Uan bersama jutaan saudara seagama sedang melaksanakan puncak ibadah kelima Rukun Islam : Wukuf di Arafah.

Jum'at ini, hari raya yang berdampingan dengan hari raya: Jum'at dan Idul Adha berdampingan, paling tidak di Arab Saudi sana.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jum'at memang selalu penuh berkah.

Nuha,

Artikel keren lainnya: