Waktu di "kirim" orang tua ke ranah Jawa, aku merasa makhluk paling bebas, seperti burung yang baru saja dilepaskan dari sangkarnya.
Ya, bebas! Bebas dari larangan-larangan, dari perintah-perintah, omelan-omelan orang tua. Tak ada yang bisa mengaturku waktu itu.
Semua keinginan yang selama ini terkekang oleh larangan, perintah dan omelan aku lampiaskan, karena aku bebas.
Rasa penasaran yang menjadi-jadi karena terus terkekang, aku biarkan mengendalikan ku.
Semuanya karena aku bebas, Waktu itu.
Entah kenapa, sekarang, aku mulai merindukan semua larangan, perintah dan omelan itu.
Merindukan semua yang membuat aku terkekang.
Entah kenapa, sekarang, AKU MERASA TERLALU BEBAS, kurang pengawasan, dan kurang kasih sayang orang tua (meskipun, aku yakin mereka pasti menyayangi aku.)
kata-kata larangan, perintah dan omelan sekarang bagiku telah berganti menjadi "mengingatkan dan menasehati"
Aku kehilangan sosok yang dulu tak pernah bosan-bosannya mengingatkan ku tentang hidup.
Aku kehilangan sosok yang setiap hari menasehati aku.
Maka, beruntunglah mereka yang dapat bertemu orang tua mereka setiap hari.
beruntunglah meraka yang masih sering di naseati dan di ingatkan, walaupun kadang-kadang perkataan mereka membuat hati kita menangis, sadar lah sobat, mereka bahkan lebih tahu siapa kita dibanding diri kita sendiri.
Bagi aku, yang tak setiap waktu bisa bertemu orang tua, bertemu mereka adalah sebuah anugerah luar biasa!
Jangan Pernah sia-siakan mereka yang ada di sampingmu.
[Saat ini, Ayah dan Mama ku adalah alasan utama aku tetap bertahan di sini.]
.R.A.C.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Terlalu Bebas"
Post a Comment