Kita hidup dalam pengkotak-kotakan
Nasionalisme yang kita junjung itu mengkotak2an. Kotak dari warga dunia yang luas. Dari perang tetangga, antar negara, hingga perang dunia banyak mengatasnamakan nasionalisme. itulah nasionalisme. bahkan, konon semangat ini juga yang mengawali penjajahan dan kolonialisme.
"Right or Wrong is my country" Lalu semakin kaburlah perbedaan Nasionalisme dengan Chauivisme.
yang terjadi? ketertutupan. malu belajar dari yang dianggap berbeda, alih-alih musuh, padahal demi perbaikan sendiri. padahal ada kalanya mengakui musuh lebih baik dapat memotivasi diri bukan?
Lebih parah lagi, Nasionalime yang mengadopsi paham Demokrasi. semakin terkotak-kotakkan lah kotak yang sudah kecil itu.
Memang, fitrah manusia untuk berbeda-beda. Ya fitrah. Ketentuan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, hanya DIA yang berhak membeda-bedakan manusia. Tujuannya? agar saling mencintai (Dalam Aturannya), menyambung tali silaturahmi (Dalam Aturannya), belajar atas perbedaan itu (Dalam Aturannya), jadilah kaya diatas perbedaan (Dalam Aturannya). ya, dalam Aturannya, manusia Buatan Allah, Dia-lah yang mengatur, dan satu-satunya yang berhak mengatur. Semua tunduk pada Aturannya, sesuai Buku Manual yang ia sertakan bersamaan dengan penciptaan. wajib itu.
Sekali lagi, hanya DIA yang berhak. bukan manusia. yang mengkotak-kotakkan diri masing-masing, lalu menganggap masing-masing paling hebat.
Cinta Indonesia itu kawan, tidak harus dengan nafas nasionalisme. mencintailah dalam kadarnya, tidak berlebihan. mengakui kepositifan negara lain untuk kemudian dijadikan motivasi. mengakui kelemahan sendiri untuk dikoreksi.
cinta tanah air dan nasionalisme itu berbeda. cinta itu anugerah Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ianya murni. Nasionalisme itu dari manusia, penuh rekayasa dan kepentingan, lalu ditanamkan ke benak orang-orang untuk disebarluaskan sesuai kepentingan.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. Cinta itu menyatukan, nasionalisme mengkotak-kotakkan.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. Menggunakan Produk dalam negeri itu cinta tanah air. berbeda dengan, menggunakan produk dalam negeri lalu menjelek-jelekkan negara lain
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. Cinta itu pada kadarnya, nasionalisme melebih-lebihkan negaranya, bukankah segala yang berlebih-lebihan itu tidak baik?
Cint Jika cinta maka kekalahan dan kekuarangan diakui besar hati, lalu diperbaiki bersama. Jika mencintai berlebihan, bersiap-siaplah kecewa bila tak sesuai harapan dengan kenyataan.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. Ekplorasi bagi mereka yang cinta adalah pembebasan, dari kebodohan, dari ketertinggalan. Eksplorasi bagi nasionalisme adalah penjajahan, penjajahan pemikirian.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. Jika negara ini hancur, masihkan mereka yang mengaku berpaham nasionalisme membela negeri ini, atau hanya mereka yang cinta tanah air yang bertahan.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda. nasionalisme adalah cinta yang ditunggangi politik, kemurnian ditunggangi kepentingan.
Cinta tanah air dan Nasionalisme itu berbeda.
Lalu masih bangga kah hidup dalam pengkotak-kotakan? Padahal dunia terhampar luar jika kita terbuka.
Belum ada tanggapan untuk "Nasionalis(not)me"
Post a Comment