Banyak pengusaha yang terus mencoba bertahan menghadapi
kerasnya persaingan,walaupun mereka tahu mereka tak akan menang di persaingan
yang tengah jenuh-jenuhnya. Menurut saya, cara paling ampuh untuk menghadapi dan
memenangkan persaingan adalah dengan keluar dari persaingan. Keluar bukan dalam
arti kita menyerah begitu saja dalam persaingan. Kita keluar dari persaingan
lalu membuat pasar kita sendiri. bukankah daripada bersaing di pasar yang sudah
'jenuh’, lebih baik kita membuat pasar kita sendiri.
Apa keuntungannya?
Membuat pasar sendiri bukan tanpa persaingan, nantinya juga
akan banyak pesaing yang mencoba masuk di pasar yang kita buat. Bukankan
pasar itu kita yang merintis? Sangat jelas, seharusnya secara kesiapan kita
tentu lebih siap dan lebih dewasa dibanding ‘anak-anak’ baru itu. Kita bahkan
sudah menyiapkan inovasi baru sementara mereka tengah mencontoh produk kita,
bukankah produk kita yang perintis itu sebenarnya menjadi referensi bagi para
pemula? Bukankan lebih enak lewat jalan yang lapang daripada jalan yang tengah macet?
Sederhananya kita mencuri start, dan pasar tetap terbuka, tapi dapat kita
kendalikan secara halus.
Setelah pengamatan dan membaca banyak artikel tentang
Bisnis, saya menyimpulkan empat hal yang dapat kita manfaatkan untuk keluar
dari jemunya persaingan.
1. Inovasi
Awal 2000an semua pasti setuju bahwa raja ponsel dunia
adalah Nokia dengan pangsa pasar 47% pada 2007. Lalu pada 2007, awal APPLE
Corp. meluncurkan IPhone yang sangat inovatif dengan layar sentuh dan fitur yang
lengkap serta kemudahan penggunaannya. IPhone terbukti mampu menghancurkan
raksasa sekelas Nokia dengan Inovasinya, bahkan membuat pasar baru: USER-FRIENDLY
SMARTPHONE. Saat mulai banyak masuk persaing di pasarnya, APPLE tetap selangkah
lebih maju dengan menelurkan IPad-nya.
Kita tak perlu menjadi pemilik APPLE untuk berinovasi,
cobalah berinovasi dengan produk anda, tapi ingat, inovasi yang seharusnya
bukan hanya harus mutkahir, tetapi juga sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.
2. Temukan Jalur Baru
Tahu PO. Primajasa, armada bus asal bandung milik Amir
Mahpud? Saat bisnis otobus tengah jenuh, persaingan ketat, paradigma Perusahaan
Otubus saat itu: dari terminal ke terminal. Om Amir lalu membuat pasar baru,
dari pusat keramaian ke pusat keramaian. Terbukti, rute Bandung – Bandara Soekarno-Hatta
yang Primajasa kuasai nyaris tanpa pesaing! Bahkan Primajasa sekarang sedang
merancang rute baru lain, disaat PO lain sedang berusaha masuk ke pasar yang
mereka bikin.
Hal ini tidak hanya berlaku pada perusahaan otobus, bidang
lain juga bisa mempraktekkan teori ini. Misalnya saat persaingan bidang kuliner
yang memperebutkan pangsa perut orang dewasa semakin jenuh, munculah produk
bubur bayi yang memperebutkan pangsa perut anak bayi, jalur yang masih hijau.
Satu bidang, kuliner, tapi beda jalur, sepi persaingan.
3. Ciptakan Anti-Mainstream
Industri pertelevisian Indonesia masuk pada masa jenuh pada
awal 2000an. Pada masa ini sebagian besar televisi menampilkan program acara
yang itu-itu saja, sinetron, berita, sesekali diselingi kuis. Chairul Tanjung
seketika muncul di tengah-tengah titik januh dengan Trans TV dan Trans 7 yang
menawarkan program acara yang segar dan benar-benar berbeda dari kebanyakan televise
nasional. Dengan mengedepankan sisi Entertainment daripada Sinetron, Trans Corp
benar-benar tengah menggebrak pasar televisi nasional.
Titik mainstream dapat timbul seiring titik jenuh pasar.
Pasar mulai bosan dengan tawaran produk yang itu-itu saja. Dengan membuat
anti-mainstream, semangat pasar akan
kembali muncul, dan pasar akan telanjur respek pada mereka yang lebih dahulu
menawarkan semangat baru itu. Merek kita akan lebih disenangi dan dipilih
pasar, sementara merek-merek lain tengah moncoba mencontoh pasar yang kita
rintis.
4. Ubah Sampah jadi Emas
Kalo Ciputra semua sudah tahu kan? ‘Bapak Real Estate
Indonesia’ berani masuk ke pasar yang masih sepi: REAL ESTATE lalu
merajainya, sudah cukup? Belum ternyata, beliau merubah kawasan rawa-rawa
yang tak pernah dilirik pengembang sebelumnya, menjadi kawasan real estate yang
sangat berharga. Sampah jadi emas!
Intinya mengubah sesuatu yang orang anggap tidak berharga
manjadi sesuatu yang sangat bernilai. Di Jogjakarta sana banyak pengrajin yang
mengubah barang-barang sisa dan rongsokan menjadi kerajinan tangan.
Entrepreneur yang mampu mengubah sampah menjadi emas akan membuat banyak orang
terkagum-kagum dan tak habis pikir cara mengubahnya, cara yang hanya sang
penemu yang tahu. Secara tak langsung sang penemu tengah membuat pasar baru.
Bagaimana jika pasar yang kita rintis itu ternyata sangat
menguntungkan dan membuat banyak pesaing masuk ke pasar yang sama? Pilih saja
antara bertahan dengan terus berinovasi, atau buat saja pasar baru lagi!
Sederhana.
Belum ada tanggapan untuk "HADAPI PERSAINGAN? KELUAR SAJA DARI PERSAINGAN!"
Post a Comment