Bismillahirahmanirahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
"Nikmatnya" tulis mereka waktu itu,
"Nikmatnya, berserah diri kepadaNya dalam sujud, dalam kesendirian", maka terpampanglah sebuah
status pada jejaring sosial ber-tagline biru di malam sunyi itu.
Subhanallah. Di kala setiap orang terlelap dalam buaian, pemilik status itu justru asik berinteraksi dengan Tuhan-nya. Subhanallah. dan kontan saja, terikutlah 5
likes serta 3
comment dibawah status itu.
"Tahajud ya? memang nikmat tahajud di malam sunyi seperti ini". atau
"Aku juga sama, luar biasa nikmatnya" atau yang lain
"Ngerjain tugas, setalah itu tahajud, boleh juga tuh!"
Subhanallah. Luar biasa sekali teman-teman kita ini. Tahajud. Sesuatu yang sekiranya sudah langka di era globalisasi ini. Subhanallah.
Ya. Tahajud. Perintah Allah jelas sekali untuk hal yang satu ini:
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzzammil: 1-4)
"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)" (QS. Al-Furqan: 64)
Belum lagi banyaknya hadist-hadist Nabi Muhammad S.A.W tentang tahajud. Subhanallah. Beruntunglah mereka yang sempat melaksanakan qiyamul lail. Penulis iri se-iri-irinya iri.
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlahketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)
“Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26)
Ini hanya sebagian kecil saja tentang keutamaan Shalat malam. Subhanallah.
Maka izinkanlah saya membantu mengumpulkan beberapa literatur tentang tips dan trik agar kita (kita, karena penulis juga masih susah banget bangun sepertiga malam) bisa merasakan kenikmatan yang mereka rasakan itu. Mudah-mudahan berguna:
- Perhatikan makanan. Makan orang muslim adalah makanan yang Halalan Thoyiban. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan, “Banyak dari makanan yang menghalangi bangun malam dan banyak dari pandangan yang menghalangi untuk membaca surat,” jelasnya. “Makanan yang haram dan pandangan yang haram dapat menjadi sebab sulit untuk bangun malam,” Selain itu tidak terlalu banyak makan dan minum, juga bikin tidur terlalu nyenyak lho.
- Keinginan yang kuat. Rasulullah saw bersabda. “Barangsiapa yang akan tidur berniat untuk bangun shalat tahajjud, kemudian ketiduran hingga pagi hari, maka dicatatnya niat itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya itu dianggap sebagai karunia dari Allah yang diberikan padanya.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shah)
- Dari yang ringan. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, beliau saw bersabda, “Apabila seseorang di antaramu bangun malam, maka hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.”
- Kurangi kegiatan yang mengundang rasa lelah baik fisik maupun psikis.
- Sisihkan waktu sebentar di siang hari menjelang shalat dhuhur untuk qailullah (tidur sejenak);
- Meminimalisir kegiatan yang mengandung dosa karena ternyata hal itu mengundang kerasnya hati, rasa malas dan memutus rahmat-Nya.
Semoga pelan-pelan, kita menjadi prajurit tengah malam itu. Amin.
Tapi, bolehkah kita sedikit bertanya..? Sedikit saja.
Pentingkah menulis
status jejaring sosial seperti pembukaan tulisan ini..?
Bukankah peluang riya' akan lebih besar keluar dari pelupuk hati pelakunya...?
Astaghfirullah.
Bukankah sedikit saja, sedikit saja, terbesit riya' di hati pelakunya, maka apa yang mereka lakukan tak lebih baik daripada mereka yang terlelap tidur. Bahkan mungkin lebih buruk lagi. Astaghfirullah.
Seperti yang penulis lakukan, jika sedikit saja terbersit niat riya' dalam penulisan artikel ini maka gugurlah semua pahala yang menggiurkan itu. Na'uzubillah.
Udah capek-capek beramal, eh, malah gak dapat apa-apa, nihil bro. Jahatnya riya' ini.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya,” (QS. Al ma’un : 4–6)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 264)
Masya ALLAH. Kata Nabi:
”Maukah kalian aku beritahu tentang apa yang aku takutkan terhadap kalian daripada al masih dajjal?’ kami menjawab,’Tentu wahai Rasiulullah.’ Beliau saw berkata,’Syrik yang tersembunyi, yaitu orang yang melakukan sholat kemudian membaguskan sholatnya tatkala dilihat oleh orang lain,” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
Lagi. Izinkan saya mengutip sebuah kisah dalam hadist.
Dari Abu Hurairoh bahwa telah berkata seorang penduduk Syam yang bernama Natil kepadanya,”Wahai Syeikh ceritakan kepada kami suatu hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw.’ Abu Hurairoh menjawab,’Baiklah. Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya orang yang pertama kali didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian orang itu ditanya,’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah berperang dijalan-Mu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong, sesungguhnya engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’
Kemudian Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’
Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’
Orang itu menjawab,’Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)
Astaghfirullah.
Maka, izinkan penulis mengkoreksi diri yang masih sangat-sangat berlumuran dosa ini mencari literatur tentang cara menanggulangi Riya' yang menghapuskan amal kita ini. Kali ini izinkan saya mengutip kiat-kiat yang disampaikan Imam Al-Ghozali:
- Menghilangkan sebab-sebab riya’, seperti kenikmatan terhadap pujian orang lain, menghindari pahitnya ejekan dan anusias dengan apa-apa yang ada pada manusia, sebagaimana hadits Rasulullah saw dari Abu Musa berkata,”Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan mengatakan,’Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang dengan gagah berani, orang yang berperang karena fantisme dan orang yang berperang karena riya’ maka mana yang termasuk dijalan Allah? Maka beliau saw bersabda,’Siapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah maka dia lah yang berada dijalan Allah.” (HR. Bukhori)
- Membiasakan diri untuk menyembunyikan berbagai ibadah yang dilakukannya hingga hatinya merasa nyaman dengan pengamatan Allah swt terhadap berbagai ibadahnya itu.
- Berusaha juga untuk melawan berbagai bisikan setan untuk berbuat riya pada saat mengerjakan suatu ibadah.
Tahajud yang pake' Riya' percuma aja jadinya. Capek aja dapatnya. Kasihan.
Luruskan Niat, mari pelan-pelan sucikan hati dari Riya'. Semoga kita bisa.
Terakhir izinkan saya memohon maaf apabila ada celah kesombongan yang terpancar dari tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi bahan koreksi bagi saya terutama dan kita semua. Amin.
Yang Benar datangnya dari ALLAH AL-'ALIYY, yang salah datang dari diri saya sendiri.
Wassalam.
RAC.
Jazzakallahu Khairan.
Sumber:
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-menghilangkan-riya.htm
http://galaksiislam.wordpress.com/2010/01/29/cara-agar-mudah-bangun-malam-untuk-shalat-tahajjud-2/
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kenikmatan dan yang Menghapusnya Seketika!"
Post a Comment