Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Bismillah.
Seorang anak manusia menangis merengek memminta belas kasihan. Sebuah malam dingin di tengah gurun pasir. Ia berada pada tempat yang tepat. Meletekkan diri pada titik paling rendah keegoisannya.
Kepalanya sejajar dengan ubin, tubuhnya tertungging lurus. Otaknya menerawang pada anak istrinya yang kelaparan. Tak tahu harus berbuat apa. Keberserahdirian penuh pada Pencipta.
Pagi buta ia mengahadap utusannya. Imannya berkata do'anya mujarab. Tak membuang waktu ia bergegas ke kediaman sang Rasul.
"Rasul, aku ingin kaya, aku ingin bahagia, Jika nanti aku kaya, akan ku tunaikan semua kewajibanku"
Rasul menolak. Apa yang terjadi padanya sekarang adalah yang terbaik menurut Rasul.
Ia memelas dan memohon. Terketuk hati lambut sang Rasul. Rasul berdo'a. Tak lama ia kaya raya.
Waktu berlalu, ia telah melupakan semua janji masa lalunya, utusan Rasul datang mengambil apa yang seharusnya ia keluarkan, tak pernah digubrisnya. Ia lupakan janjinya.
Keberserah dirian saat lemah hanya masa lalu. Berlimpah-limpah hartanya membuat ia lupa diri.
Inilah pelajaran untuk kita, seluruh hartanya dan emas permata ditenggelamkan sekejap dalam bumi. setidaknya ia berjasa, menjadi pelajaran untuk umat sepanjang zaman.
Tuhan hanya menjadi temapat sampah saat ia punya masalah, lalu ditinggalkan saat bersenang.
Ah, inikah yang Tuhan "rasakan"..?
Hanya di ingat saat dibutukan,
lalu... Dilupakan seluruhnya saat mereka bersenang..
lalu.. apakah Dia marah..? aku tak tahu..
yang jelas, Ia malah terus menghidupi mereka yang melupakannya
Ia terus penuhi hak mereka
Ia bahkan selalu siap sedia mendengar rengekan, tangisan, dan sapaan manja saat mereka lemah lagi, lalu membahagiakannya lagi, lalu mereka lupa lagi..
ah, Ia bahkan siap sedia, tak pernah protes..
jika aku, aku pasti kecewa, kecewa tak kentulungan diperlakukan seperti itu...!
Aku heran kenapa Tuhan tak pernah protes. Milliaran ummatnya mengecewakan setiap detik.
Rahman dan Rahim Nya sungguh tak terbatas.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
pengharap belas kasihNya,
R.A.C
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tuhan bukan tempat sampah"
Post a Comment