Berdetak jam dinding menatap anai-anai yang berseliweran di dekat lampu kamar ukuran 3x2 meter itu. Jarum panjangnya ada di angka 7 dan jarum pendeknya berusaha mendekati angka 4. Sementara gelap gulita di luar kamar tak mampu menahan sinaran bulan yang entah mengapa malam itu cerah padahal seminggu berturut-turut ini ibukota selalu diguyur hujan. Layar laptop yang hampir tak pernah di-shutdown-kan sedang menampilkan jeda babak pertama streaming pertandingan sepak bola Liga Champions Eropa antara AC Milan versus Real Madrid, sementara Real Madrid unggul 1-0 melalui gol Higuain meneruskan umpan Di Maria.
"Sudah hampir jam 4 subuh, kok belum ngantuk ya...?" tanya ku pada diriku sendiri "Hmm... mungkin ini gara-gara tidur siang kelamaan" pikirku lagi.
Sementara jeda pertandingan, kembali buku berwarna hijau toska-putih bergambarkan seorang lelaki sedang menggulung celanaya sebatas betis, sepertinya orang itu hendak berwudlu, di muka buku terpampang jelas judul berwarna biru metalik, bunyinya "Saksikanlah Bahwa Aku Seorang Muslim" karangan Salim A. Fillah. Memang, belakangan ini, hobi lamaku sedang kambuh lagi. Membaca buku. Sejak kecil aku memang senang membaca buku. Sekedar komik, atau buku-buku berbobot yang bukan buku pelajaran, tapi favoritku adalah buku tentang science, aneh memang karena aku seorang mahasiswa jurusan manajemen.
Membaca memang hobiku sejak kecil, maka buku adalah sahabatku. Sekedar menunggu, mengisi kekosongan, atau teman pembuai tidur.
"Ibrahimovic...! Ibrahimovic...! Shoot..! O... Inzaghi rebound..! Gooooooaaaallllll...!"
Bacaanku berhenti seketika. Aku tak sadar, pertandingan sudah dimulai kembali, bahkan sudah menit ke 68.
Aku sedikit menyesal tak melihat gol balasan Milan. Melalui replay, barulah aku tahu, bagaimana terjadinya gol. Ibrahimovic yang berhasil lolos dari penjagaan bek lawan membawa bola mendekati sisi sebelah kiri gawang Real Madrid yang dikawal sang kapten, Iker Cassilas, Ibrahimovic menendang bola ke arah gawang lawan, entah hendak menembak langsung atau membagi bola, yang jelas tendangan itu disambut dengan terpaan sang kiper, sayang bola lepas, dan Inzaghi, penyerang veteran Milan, yang masuk menggantikan Ronaldinho sekonyong-konyong sudah ada di depan gawang, mudah saja menceploskan bola dengan headingnya. 1-1.
Kembali aku mengambil buku, meneruskan bab "Budaya". bab tentang metode menanamkan da'wah melalui metode budaya. Dimana da'wah ditanamkan sejak dini dan berlangsung lama (long-run). Begitu kira-kira, salah atau benar bacaanku sudah mulai tak jelas karena sayu-sayu mata ini sudah semakin berkurang daya hantar listriknya. Semula 30 watt, sekarang tinggal 10 watt. dan semakin berkurang. Tapi tetap tak bisa tidur.
Mataku sedikit melirik ke arah laptop. Dan, Inzaghi lagi-lagi berulah. Meneruskan umpan Genarro Gattuso, kapten baru Milan setelah Paolo Maldini pensiun 2 tahun lalu, Inzaghi lolos dari jebakan offside dan tinggal berhadapan dengan Casillas one-on-one. Dengan sedikit menjatuhkan diri, dan tubuh kurusnya bertabrakan dengan Simone Pepe, center-back Madrid, Super Pipo, julukan Fillipo Inzaghi berhasil melepaskan bola, bola berjalan pelan menggelinding ke gawang. 2-1 untuk AC Milan. Tak salah menjuluki Inzaghi "Si Raja Offside" karena dalam tayangan ulang, goal yang satu ini jelas-jelas offside. Bagaimanapun, Inzaghi berhasil mencatatkan rekor 70 kali merobek gawang lawan di liga kasta tertinggi raja-raja sepakbola Eropa ini.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Calon Deskriptif"
Post a Comment